Selamat Datang Di Blognya Ozy Shira

Jumat, 12 Agustus 2016

PIDATO - Melestarikan Budaya Daerah Untuk Lebih Mencintai Indonesia


Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Washalatu Wassalamu Ala Asyrafil Anbiya’i Wal Mursalin, Sayyidina wamaulana Muhammadin, Wa Ala Alihi Washahbihi Ajma’in. Amma ba’du.

Bapak/ Ibu dewan juri lomba pidato Festival Lomba Seni Siswa Nasional yang saya hormati, serta rekan-rekan peserta lomba yang saya banggakan.

Yang pertama, marilah kita ungkapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, kesempatan, dan kesehatan kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam rangka Festival Lomba Seni Siswa Nasional, khususnya lomba pidato. Semoga, acara ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan kita semua.
Shalawat serta salam, marilah kita sampaikan kepada Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju cahaya. Semoga beliau senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua. Amin.

Terimakasih, saya ucapkan kepada dewan juri serta rekan-rekan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berdiri dan menyampaikan beberapa patah kata di hadapan rekan-rekan semua.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “Mengenal Budaya Daerah untuk Lebih Mencintai Indonesia”.

Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Globalisasi ini, berbagai informasi dapat dengan mudah sampai kepada kita. Dengan demikian, semakin mudah pula, budaya asing masuk ke negara kita melalui berbagai media. Mungkin, secara tidak sadar kita lebih mengenal budaya asing daripada budaya daerah kita sendiri. Marilah kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, mana yang lebih kita kenal, tarian daerah Indonesia atau tarian K- POP asal Korea? Mana yang lebih sering kita nyanyikan, lagu-lagu barat atau lagu-lagu daerah? Mana yang lebih kita hafal, nama para pahlawan negara atau artis-artis korea? Hanya diri kita yang mampu menjawabnya.

Rekan-rekan sekalian,
Indonesia sudah dinyatakan merdeka sejak 17 Agustus 1945, akan tetapi tidakkah kalian sadari bahwa negara kita masih dijajah? Parahnya, generasi muda yang menjadi harapan bangsa, justru menjadikan penjajahan tersebut sebagai sebuah kebanggaan. Penjajahan modern bukan lagi pembangunan jalan Anyer-Panarukan, bukan juga tanam paksa atau romusha. Penjajahan saat ini adalah penjajahan budaya yang bahkan tidak dapat diselesaikan di medan pertempuran. Bagaimana tidak? Saat ini, para pemuda Indonesia lebih bangga ketika mampu menarikan dance K-Pop asal Korea daripada menarikan tarian adat Indonesia. Lebih hafal lagu-lagu barat daripada lagu-lagu daerah, bahkan lagu-lagu nasional pun sering kita lupa. Lebih bangga menggunakan produk-produk luar negeri daripada hasil produksi negara sendiri.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, seharusnya kita bisa bersikap lebih bijaksana dengan kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Dengan demikian, kita tetap bisa mempelajari kebudayaan asing tanpa meninggalkan budaya sendiri. Kita bisa lebih menghargai perjuangan pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan. Bukankah Indonesia lebih kaya akan budaya? Indonesia terdiri dari berbagai suku yang masing-masing memiliki budaya yang tidak kalah menariknya dengan negara lain. Haruskah kita menunggu budaya negara kita diakui oleh negara lain dahulu, baru kita sadar bahwa kita pemiliknya? Pernahkah kalian dengar bahwa beberapa tahun silam, pakaian batik sempat diakui oleh negara lain sebagai miliknya? Atau kalian juga pernah mendengar bahwa Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur, Tari Barong Bali, Tari Pendet dari Bali, Tari Tor-tor dan Gordang Sambilan dari Sumatra Utara juga hampir diakui oleh negara tetangga? Hal demikian terjadi karena bangsa indonesia kurang sadar akan  pentingnya mengenal dan melestarikan budaya Negeri.

Oleh sebab itu, sebagai wujud rasa cinta tanah air, sebagai mana sumpah yang kita ucapkan setiap 28 Oktober, marilah kita wujudkan Sumpah Pemuda kita, dengan tetap melestarikan budaya Indonesia. Dengan demikian kita dapat menunjukkan pada dunia bahwa kita adalah Bangsa Indonesia. Marilah kita perkenalkan pada dunia bahwa Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tidak masalah, kita berbeda suku bangsa, daerah dan budaya, kita tetap generasi muda Indonesia. Dan satu hal yang perlu kita ingat, bahwa keanekaragaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. 

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih atas kesempatan ini, apabila ada kata yang kurang berkenan di hati rekan-rekan, saya mohon maaf. Terimakasih atas perhatian Bapak/ Ibu dan rekan-rekan semua.

Akhirul kalam. Billahi Taufiq Wal Hidayah. Wa Ridho Wal Inayah.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar