MAHASISWA ATAU SANG PLAGIATOR???
By: Ozy Shira
Lagi-lagi, penulis terinspirasi dari
pengalaman. Tapi saya juga tidak tahu, apakah mahasiswa di Perguruan Tinggi
lain juga mengalami hal demikian. Saya
adalah seorang mahasiswa, jadi saya mengalami masa-masa menjadi mahasiswa. Berdasarkan
pengalaman, sebagian besar dosen mata kuliah menggunakan metode presentasi
dalam mata kuliah mereka. Dalam hal ini, dosen memberikan tugas kepada
mahasiswa untuk membuat makalah secara berkelompok, kemudian mempresentasikan
makalahnya kepada mahasiswa lain.
Dilihat dari kemanfaatannya, metode ini
memberikan dorongan yang cukup kuat kepada mahasiswa untuk menjadi mahasiswa
yang mandiri, aktif, kreatif, bertanggung jawab, serta dapat membantu
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menguasai materi. Pembuatan makalah juga
dapat melatih mahasiswa untuk berfikir ilmiah, dan sistematis. Rasa percaya
diri juga dapat dilatih dan ditingkatkan melalui metode presentasi.
Selain itu, metode presentasi dapat
meringankan beban dosen dalam mengajar. Dosen tidak perlu banyak bertindak atau
berbicara untuk menjelaskan materi kuliah, karena mahasiswalah yang akan
menjelaskan materi kuliah melalui presentasinya. Dengan metode ini, pengajar
(baca;dosen) memberikan kesempatan penuh kepada mahasiswa untuk menuangkan
pikiran dan gagasan-gagasan mereka secara
bebas.
Namun demikian, segala sesuatu memiliki kekurangan.
Metode presentasi yang membutuhkan persiapan materi berupa makalah kadang
justru secara tidak langsung melatih mahasiswa untuk menjadi plagiator. Waktu
yang terlalu singkat untuk mengerjakan sekian banyak makalah dengan sekian banyak
materi yang sama sekali belum dikuasai oleh mahasiswa memaksa mahasiswa untuk
mau tidak mau harus membuat, dan menghasilkan makalah sekaligus memahaminya
sebelum melakukan presentasi. Tentu saja, hal ini memicu mahasiswa untuk
mengambil jalan instan dengan rumus keyboard Ctrl+ C, Ctrl+ V, Ctrl+ X, lalu
rapikan dan lanjutkan dengan rumus Ctrl+P, dengan sendirinya akan tercetak
sebuah makalah, setebal apapun itu dan mungkin terasa mudah bagi mereka.
Apabila sumber makalah yang digunakan adalah
buku, menurut saya itu dapat dikatakan “masih mending”, meskipun kadang masih
mengusung gelar “sang plagiator” karena mahasiswa sering kali menulis kembali
secara penuh (baca; menjiplak) dan tidak memparafrasekan isi buku tersebut
tanpa menyebutkan sumber setelahnya.
Apalagi mereka tidak hanya mengambil satu atau dua paragraph saja,
melainkan berlembar-lembar.
Sama-sama plagiator kenapa dikatakan “masih
mending”? Ya…, tentu saja, setidaknya dengan menggunakan buku, sembari menulis
kembali isi buku, mereka sedikit demi sedikit dapat sembari memahami materi.
Akan tetapi bayangkan saja, sekian banyak mahasiswa era modern lebih suka
mengambil jalan pintas yang lebih praktis, yakni menggunakan fasilitas
internet. Internet menyediakan segala macam materi yang dibutuhkan oleh siswa.
Dengan menggunakan rumus-rumus seperti yang telah disebutkan di atas, setelah
mereka searching tema, kemudian download PDF atau browsing materi sesuai tema,
makalah berhasil dicetak dalam waktu yang sangat singkat. Tapi, tentu saja
mahasiswa yang demikian memiliki pemahaman yang lebih rendah daripada yang
menggunakan buku. Kecuali jika telah ada proses pembelajaran sebelumnya.
Kenapa saya katakan demikian? Telah saya
katakan sebelumnya bahwa saya adalah mahasiswa dan saya seringkali mengalaminya,
lebih tepatnya melakukannya (jangan ditiru…hehe). Saya sering
menggunakan rumus-rumus simple untuk menghasilkan makalah karena alasan
keterbatasan waktu. Apalagi, nama saya
selalu diawal daftar mahasiswa, jadi saya selalu presentasi di awal masa perkuliahan.
Namun, sebenarnya, dengan modal “niat” sebagai kaum intelektual, tidak
sepantasnya mahasiswa menjadikan hal-hal demikian sebagai alasan. Pernah juga
karena tidak sempat dan dengan keterbatasan waktu, saya membuat makalah dalam
waktu satu malam dengan menggunakan buku-buku sebagai sumber, dan sama sekali
tidak menggunakan internet. Makalah tersebut saya buat sebagaimana karya ilmiah
sederhana yang sesungguhnya. Saya menyertakan inclusive note, foot note dan
daftar pustaka. Saya memparafrase dan mengutip beberapa pendapat para
penulis lalu saya mengembangkannya. Tapi, itu semua saya lakukan karena
TERPAKSA. Dosen saya menuntut mahasiswa untuk membuat makalah yang
sebenar-benarnya dengan sistematika yang telah ditentukan. Jika makalah yang di
buat mahasiswa belum tampak sebagaimana karya ilmiah, makalah harus mengalami
revisi sampai diperoleh karya ilmiah sesungguhnya.
Karena itu, selain berasal dari faktor waktu,
materi dan kesadaran mahasiswa, terdapat juga beberapa faktor yang berasal dari
dosen. Dosen yang kurang memperhatikan hasil karya mahasiswa dalam penyusunan
makalah, membuat mahasiswa enggan membuat makalah yang sempurna. Sehingga, hal
ini secara tidak langsung juga melatih mahasiswa untuk tetap merasa kesulitan
dalam menghasilkan karya ilmiah.
Naaahhhh, sekarang yang paling penting adalah
KERJA SAMA. Tidak perlu menyalahkan atau menjudge siapapun dalam hal mencetak
para plagiator. Tidak ada yang lebih benar atau sangat salah. Yang ada adalah
“existensi niat”(hehe…bahasa apa tuw??) yang harus dimiliki oleh kedua
belah pihak. Mahasiswa harus menerima konsekuensinya sebagai mahasiswa yang
sebenar-benarnya, demikian juga dengan dosen. Akan tetapi, peran aktif
mahasiswa tetap menjadi hal utama, karena masa mahasiswa bukan lagi merupakan
masa-masa untuk “bermanja-manja”. Masa mahasiswa adalah masa-masa membentuk
kemandirian masing-masing. Jadi…, dalam hal ini berlaku hukum “Siapa cepat
dia dapat, siapa niat dia selamat, dan siapa giat dia terangkat”. Tinggal
tetapkan apa yang kamu inginkan, MAHASISWA ATAU SANG PLAGIATOR???
Jangan tersinggung bagi temen-temen yang tidak
termasuk dalam golongan sang plagiator ya…Saya hanya ingin menuliskan apa yang ada di
pikiran saya. Saya tahu bahwa tidak semua mahasiswa termasuk dalam golongan
yang saya jelaskan sebelumnya. Dan SELAMAT bagi para mahasiswa yang berhasil
menjadi kaum intelektual yang sebenarnya…. Hehe…. Yang belum berhasil…, di coba
yuuux…hehe (termasuk penulis)
Semoga bermanfaat…TERIMAKASIH… JJJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar