Selamat Datang Di Blognya Ozy Shira

Jumat, 26 September 2014

Telaah Isi Sumpah Pemuda

Penting bagi generasi penerus bangsa untuk menelaah kembali isi Sumpah Pemuda. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 berbunyi:
1.      Kami putra putri Indonesia mengaku, bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
2.      Kami putra putri Indonesia mengaku, berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3.      Kami putra putri Indonesia mengaku, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Melalui Sumpah Pemuda, Bangsa Indonesia telah dipersatukan oleh sejarahnya. Dengan semangat perjuangan, para pemuda Indonesia membangun persatuan dan kesatuan untuk melawan penjajahan. Namun demikian, yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Indonesia seolah merelakan penjajahan untuk terus menggerogoti tubuh bangsa. Bagaimana tidak? Ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) di era ini rela menjadi buruh di perusahaan-perusahaan asing yang berkembang di Indonesia. Sebagian besar pabrik-pabrik garment, tekstil, dan  makanan yang berkembang di Indonesia dipimpin oleh Warga Negara Asing (WNA), sementara WNI menjadi budak di negaranya sendiri. Dengan demikian secara tidak langsung, Indonesia justru memakmurkan Negara lain dan menindas negaranya sendiri. Selain itu, penjajahan halus juga dapat ditemukan dalam dunia perekonomian pasar Indonesia yang saat ini tengah didominasi oleh para pedagang China.
Dalam hal ini, Indonesia tengah mengalami krisis kepercayaan diri. Pemuda Indonesia tidak lagi percaya bahwa kita mampu menjadi lebih baik dari Negara lain. Semangat perjuangan bangsa Indonesia mulai luntur bersamaan dengan lunturnya kepercayaan diri. Karena itulah, penting bagi kita, mahasiswa, sebagai kaum intelektual bangsa Indonesia untuk berusaha sekuat mungkin mengisi dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan terus menggali dan mengamalkan ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian masing-masing sehingga mampu mengubah image Indonesia menjadi lebih baik di mata Negara lain. Kontribusi pemuda sangat dibutuhkan oleh bangsa.
Selanjutnya, bentuk penjajahan lain yang saat ini menjadi kebanggaan pemuda Indonesia adalah penjajahan budaya. Semakin canggihnya teknologi memberikan kesempatan yang cukup luas bagi Negara lain untuk melunturkan budaya Indonesia. Sebagai contoh, saat ini, para pemuda Indonesia lebih bangga ketika mampu menarikan dance K-Pop asal Korea daripada menarikan tarian adat Indonesia atau bahkan pemuda saat ini lebih tertarik untuk mengikuti gaya hidup orang barat. Dalam hal ini, terjadi dua macam krisis yakni krisis kepercayaan diri akan budayanya sendiri dan krisis moral yang ditunjukkan dengan merebaknya gaya hidup, seperti cara berpakaian dan berperilaku orang barat di Indonesia. Oleh sebab itu, pemuda Indonesia perlu menyadari dan menerapkan budayanya sendiri dengan berusaha mengurangi ketertarikannya pada budaya asing, serta berusaha melestarikan budaya Indonesia dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Krisis-krisis yang penulis paparkan tersebut merupakan bentuk faktor penyebab lunturnya semangat pemuda Indonesia yang berasal dari luar. Meskipun hal-hal tersebut berbahaya bagi bangsa Indonesia, namun menurut penulis, faktor yang lebih berbahaya adalah krisis moral yang berasal dari tubuh bangsa Indonesia sendiri. Sebagaimana virus yang ada di dalam tubuh manusia. Ketika virus tersebut didiamkan, maka virus akan menyebar dan sedikit demi sedikit menggerogoti tubuh bangsa. Virus-virus tersebut antara lain, virus tawuran pelajar yang seolah menjadi kebanggaan, virus kejahatan yang kian menjadi bahan pembicaraan, dan yang baru-baru ini sering kita temui adalah virus korupsi yang menjadi mata pencaharian. Jika virus-virus tersebut tidak di bunuh, maka Indonesialah yang secara perlahan akan terbunuh. Dengan demikian, penting bagi seluruh WNI untuk terus berusaha menjaga persatuan dan kesatuan antar warga, ikut serta memberantas kriminalitas serta ikut berjuang menegakkan hukum dan keadilan. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk mewujudkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sebenarnya, bukan sekedar kemerdekaan semu, dimana rakyat Indonesia menjadi budak Negara lain serta terbebas dari virus-virus mematikan yang menghambat ketentraman, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar