Selamat Datang Di Blognya Ozy Shira

Jumat, 03 Oktober 2014

KITA BUTUH IDE, BUKAN IDEOLOGI

Berbagai perdebatan bahkan pertikaian terjadi hanya karena perbedaan ideologi. Mengapa ideologi selalu menjadi alasan untuk saling menjatuhkan? Bukankah semua ideologi itu baik dan benar? Bukankah semua ideologi itu diciptakan untuk menjadi pedoman dalam mencapai tujuan yang baik? Lalu, kenapa harus saling menyalahkan? Aneh, tapi ini kenyataan yang terjadi di lingkungan kita.
Ideologi adalah rangkaian suatu ide-ide yang satu sama lainnya secara logis (in logical way) memiliki keterkaitan. Menurut pakar ilmu politik Roy C. Macridis (1989) ada empat kriteria untuk membedakan ide dengan ideologi antara lain:

  • .      Comprehensiveness, yakni suatu kriteria yang memenuhi syarat menyeluruh dan luas. Suatu ideology yang matang (a full- fledge ideology) haruslah mencakup serangkaian ide-ide yang mencakup banyak hal termasuk ide besar tentang realitas kehidupan di dunia ini.
  • .      Pervasiveness, yakni suatu rangkaian ide-ide yang secara khusus tidak hanya dikenal sebagai suatu ideologi, tetapi juga telah membentuk keyakinan dan sikap politik dari banyak orang.
  • .      Existensiveness, yakni di mana ideologi merupakan suatu rangkaian ide-ide yang diikuti oleh banyak orang, dan memainkan peran yang amat menonjol dalam percaturan politik suatu bangsa atau lebih.
  • .      Intensiveness, yakni dimana ideologi merupakan suatu rangkaian ide-ide yang bisa memberikan suatu komitmen yang kuat bagi pengikut setianya dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan dan tindakan politiknya.
Sementara itu, berdasarkan perspektif intelektual, terdapat empat komponen dasar ideologi, yaitu:

  • .      Suatu ideology mempunyai nilai (value), yaitu suatu subjek  atau situasi yang dianggap sangat berharga dan mulia, ,merupakan sesuatu yang harus di perjuangkan dan dicapai.
  • .      Suatu ideologi mempunyai visi tentang sebuah politik yang ideal. Setiap ideologi dilengkapi dengan visi yang menggambarkan bagaimana wujud realisasi dari suatu politik yang dikelola dengan cara terbaik.
  • .      Suatu ideologi harus mengandung suatu konsepsi setiap manusia (human nature), yakni mengenai apa yang dapat diperbuat oleh manusia, masyarakat dan pemerintah.
  • .      Suatu ideologi mempunyai strategy for action dan political tactic, untuk mengubah kebijakan yang ada menjadi suatu kebijakan yang diidealkan. (Thoha, 2003: 81-86)
Keberadaan ideologi itu sangat penting, bahkan memang harus ada. Tetapi, setiap ideologi memiliki tempat operasional masing-masing. Setiap ideologi memiliki pusat penerapan tersendiri. Ideologi itu selalu memposisikan diri di tempat yang tepat untuk dia memposisikan diri. Lalu, apa salah ideologi, hingga orang-orang yang berideologi justru memperdebatkan kebenaran ideologi masing-masing? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang menjadi korban perdebatan itu? Tidakkah terpikirkan oleh kaum ideologis tentang hal itu?
Ijinkan penulis menggunakan sudut pandang “aku” dalam penulisan selanjutnya, untuk melukiskan sebuah tempat.
Ijinkan aku menuntut,
Aku ingin menuntut sebuah keadilan…
Keadilan yang selalu menjadi dambaan,
Bisakah, kalian orang-orang berideologi sadar posisi?
Dimana kalian berada?
Dan dimana kalian berkata?

Aku punya aturan,
Dan tempatku bukan tempat perdebatan,
Aku punya aturan,
Dan tempatku bukan tempat untuk menjadikan ideologi sebagai alasan,
Aku hanya butuh “Ide”, bukan “Ideologi”,
Ide untuk kemajuan,
Ide untuk perjalanan,
Dan ide untuk kehidupan
Karena aku adalah tempat persatuan,
Ruang kebersamaan,
Arena perjuangan,
            Suatu area kadang hanya membutuhkan ide- ide tanpa ideologi. Sebuah tempat kadang membutuhkan kesadaran para ideologis untuk sesekali menyatukan pikiran, demi kemajuan. Sebuah tempat kadang membutuhkan kehidupan tanpa perdebatan. Jika sesuatu dapat dilakukan bersama, kenapa harus memendam rasa? “Aku” dalam puisi di atas mengungkapkan bahwa suatu perkumpulan atau sebut saja organisasi yang memiliki aturan, hanya berharap kepada para anggotanya untuk sejenak saja mengedepankan ide dan meninggalkan ideologi, hanya ketika berada di dalam organisasi itu, demi kemajuan organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar