Selamat Datang Di Blognya Ozy Shira

Rabu, 26 Februari 2014

ESSAY- WE ARE WITCH

WE ARE WITCH

According to you, what is the key of happiness ?
Beautify …?
Handsomeness...?
Wits...? or
Wealth...?

Hmmm...,maybe everyone have different opinion about it. But, I think the key of happiness is smile. How do you think, if you see a beautiful girl, or a handsome boy but they are glum ?. Of course, you will have a laziness to accompany them. Moreover, just to meet them.

Then, what's happen, if you find your teacher or lecturer who is smart, but he/ she hasn't ever smiled ?.I think you will hate the lecture and you will not understand about the lecture.

And have you ever found someone who have wealth, very rich, and always glum, seen happy ?. I can't believe if it occurred.

Smile is like a house which is always opened to accept everyone as a guest. People will be impressed by warmth, friendliness, and acceptance, that are attended to a full smile person. They will give him/ her the higher respectability and like neighboring him/ her. Smile is everything.

Have you ever realize about the magic of smile ?. Do you believe that we are witch ?
First, a sincere smile is a form of friendliness and acceptance . A magic that can change enmity to be confraternity. The magic that can replace an anger to be tenderness. Smile is like mold that can make moldy stone, like steam that can make scrape iron, like water that can break into the  earth than growing some plants. By a smile, we can get many friend in our life.

Second, smile will wreak a positive thinking. People will not that we are confronting some issue or emotional turbulence if we smile. So, they also will not unwilling to meet us.

Next, the magic of smile is moving depression to be patience. Depressed  which is caused  by depression that rise because of demand that must be fulfilled, loss, a change that need adaptation, or a wish to get something at the certain time, can be faced just by a smile.
A sincere smile will make your burden is more venial. You can feel that a burden is venial when you can accept it. And a proof of acceptance is a sincere smile. An acceptance about what's happened in our  life is a form of patience.

To sum up, we are witch who hold a key of happiness. The key of happiness is smile, and smile is our witchcraft to change the world. So, if you wanna be happy, keep smiling..., and be a full smile person !. You must remember that the world will not excite you, but  you are the people that must make exciting world. Because, if you smile , the world will happy with you, but if you are sad, you will depress alone.

Puisi hati

PUISI  HATi
By : ozy shira
Berdendang tanpa lantunan,
Berjalan tanpa tujuan,
Berkata tanpa ucapan,
Berubah tanpa ungkapan,
Tak tau bahwa ia tak tau,
Tak sadar bahwa ia tak sadar,
Hanya berdendang,
Berjalan,
Berkata, lalu..

Berubah,

Puisi- Dilema

DILEMA
By :Ozy
Hentak kaki merangkak,
Jantung tak lagi berdetak,
Tak pula terdengar deru ombak,
Hampa…
Semua hampa,
Semua sirna,
Yang tinggal hanyalah nestapa,
Haruskah kurasakan kembali nafas dan darah ?
Atau kuturuti panggilan tanah merah   ?

Tidak,
Kurasa aku salah,
Seribu nyawa masih kumiliki,
Seribu hati masih menghendaki,
Aku…
Di sini….
Berdiri…
Dan hentakkan kaki.

Tapi….
Kini aku sedang mati…

SEMANGAT

SEMANGAT
By : ozy shira
Kini aku bukanlah seorang balita lagi,
Asam garam haruslah mulai kucari,
Meski kadang aku melangkah tak pasti,
Namun akan selalu kuturuti kata hati,
Aku ingin menjadi api,
Api yang membakar semangat  tiap generasi,
Terus maju tanpa HENTI ,
Aku tak ingin ucapkan janji,
Tapi aku akan tunjukkan bukti,
Bahwa aku adalah API,
Hingga aku MATI,

ARTIKEL- ISLAM KTP

ISLAM KTP

Islam KTP?
Dua kata ini mungkin tidak lagi terasa asing bagi para Pembaca.
Yang dimaksud Penulis disini, islam KTP adalah islam secara identitas. Artinya, seseorang dianggap sebagai pemeluk agama islam tetapi belum tentu dianggap sebagai orang islam yang taat.Kalaupun mereka melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan bahkan haji, belum tentu mereka menjalankannya sesuai syari’at islam.
Indonesia adalah negara yang memiliki pemeluk agama islam terbesar di dunia.Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam.Pada tahun 2010, diketahui 85.1% dari 240271522 penduduk Indonesia beragama islam. (http://Id.wikipedia.org)
Namun sangat disayangkan, dengan status demikian, islam di Indonesia justru nyaris hanya tinggal nama.Bagaimana tidak?, dalam kehidupan sehari-hari saja dapat kita saksikan realitas yang sangat bertentangan dengan fakta yang ada.
Kemunculan organisasi islam seperti KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) serta partai-partai islam seperti PKB,PKNU,PKS,PPP yang dipimpin oleh para ulama sudah merupakan bukti nyata perkembangan islam Indonesia secara identitas.Namun demikian, tidak dapat dipungkiri juga bahwa berbagai masalah yang muncul di Indonesia saat ini sangat bertentangan dengan fakta tersebut.
  Pada hakikatnya, shalat, puasa, zakat dan haji memiliki tujuan yang sama , yakni menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar, seperti tersebut dalam Al-Qur’an surat Al Ankabut ayat 45 :
“Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”.
Akan tetapi, banyak orang yang melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan bahkan haji, masih melakukan perbuatan keji dan mungkar.Yang menjadi pertanyaan sekarang ,apakah  shalat itu benar-benar dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar ?. Kalau benar, kenapa masih banyak umat islam yang melanggar syari’at ?. Itulah letak perbedaan antara islam KTP dengan islam taat. Mereka yang telah menjalankan ibadah, tetapi masih melakukan perbuatan yang melanggar syari’at adalah orang-orang yang termasuk dalam golongan islam KTP. Mereka telah menjalankan ibadah , tetapi belum menjalankannya sesuai syari’at.
Penyalahgunaan narkoba misalnya. Hasil survey nasional yang dilaksanakan BNN ( Badan Narkotika Nasional) bekerjasama dengan Pranata Universitas Indonesia tahun 2003 terhadap pelajar dan mahasiswa ,setiap 100 orang pelajar, empat orang diantaranya terdeteksi sebagai penyalahguna narkoba.Sementara itu , survey BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2008, penyalahgunaan narkoba di Indnesia mencapai 1.99% penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun atau sekitar 3.6 juta orang.(www.tempointeraktif.com)
Penyalahgunaan narkoba tidak akan terjadi apabila umat islam menjalankan ibadah sesuai dengan syari’at islam. Mungkin Pembaca berfikir, belum tentu mereka yang menyalahgunakan narkoba beragama islam. Ya, memang belum tentu mereka beragama islam secara identitas. Tetapi, dari sekian juta penyalahguna pasti ada yang beragama islam.Apalagi, sebagian besar penduduk Indonesia diketahui secara identitas beragama islam.
Hal lain yang merupakan salah satu bentuk kontradiksi dalam hal ini adalah “SEX” . Kemajuan teknologi Indonesia di era globalisasi telah banyak disalahgunakan oleh masyarakat . Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah India dan Mesir sebagai pengakses kata “SEX” di dunia. Amerika Serikat saja sebagai penyumbang 89% website pornografy di internet, tidak termasuk dalam peringkat 10 besar pengakses situs pornografy.(http://terbangkelangit.multiply.com)
Apa kata dunia?
Indonesia sebagai negara mayoritas islam justru merupakan pengakses situs pornografy terbesar ketiga di dunia. Ini adalah sebuah kontradiksi yang sulit dipercaya.
Selain itu, sebuah realita yang bertentangan dengan syari’at islam yang saat ini sedang marak di Indonesia adalah praktek korupsi. Kejujuran dan sikap amanah dalam masyarakat tidak lagi dipedulikan. Rasa saling percaya dalam masyarakat semakin menipis. Bagaimana tidak ?
Baru pemilihan pemimpin saja sudah menggunkan cara suap menyuap. Apalagi jika sudah menjadi pemimpin. Hal ini sering kita temui bukan ?. Padahal , kita tahu bahwa sebagian besar pelaku suap menyuap secara identitas beragama islam. Apakah mereka pantas dikatakan sebagai umat islam yang taat ?.
Suap menyuap dalam agama islam sangatlah dilarang, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 188 :
“Janganlah kamu memakan harta diantara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud kamu memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa. Padahal kamu mengetahui”.
  Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara terkorup se-Asia, dan menduduki peringkat ke 47 dari 66 negara di dunia. (http://www.kabarsaham.com)
Itu adalah peringkat yang sangat fantastik. Apalagi bila dikaitkan dengan jumlah pemeluk agama islam di Indonesia.
Dari semua kontradiksi tersebut, dapat diketahui bahwa pengamalan ibadah umat islam di Indonesia belum sesuai dengan harapan. Meski ada umat islam yang telah melakukan ibadah sesuai dengan syari’at islam, namun presentasenya sangat kecil. Seolah ibadah hanya merupakan salah satu variasi hidup. Apakah sebutan yang tepat bagi islam di Indonesia jika demikian ?. Mereka mengaku islam, menjalankan ibadah, tetapi masih berperilaku buruk. Itulah sebabnya, Penulis menyebut islam di Indonesia dengan sebutan islam KTP, dimana islam nyaris hanya tinggal nama.

CERPEN -God works in a mysterious way

God works in a mysterious way
By:  Ozy Shira

“Hahahaha....ayo...nambah trussss....” 
“Indahnya dunia....”
Keramaian disebuah malam yang membuatku merasa seolah aku berada di surga. Bebas....melayang....penuh khayalan...dan tanpa beban. Dengan sempoyongan kuraih anggur merah untuk yang kedua kalinya. Meski kutenggak dua botol anggur merah pun, tak kan mengalahkan tubuhku tuk jadi tak berdaya. Kebiasaan telah membuat minuman–minuman dari neraka itu menjadi seolah air putih.
Kehidupan Salatiga memang tak sekeras Kota Metropolitan. Tapi kehidupan keluargakulah yang membuatku menjadi seolah manusia kerak neraka. Sering aku berpikir, mungkin surga benar- benar telah menolak manusia seperti aku.
Setiap hari aku harus mendengar pertengkaran orang tuaku yang aku sendiri tak tahu penyebabnya. Hinggga akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai. Karena menahan stres aku pun memutuskan untuk kabur dari rumah. Waktu itu aku masih duduk di SMA . Mungkin memang sudah cukup dewasa untuk berpikir tentang masalah orang tua ku. Tapi kesibukan orang tua yang selalu menghalangi kami untuk bersama membuatku merasakan kesepian. Apalagi ditambah dengan masalah antara kedua orang tuaku.
Waktu itu aku menemukan bapak dan ibu bertengkar saat aku pulang sekolah. Ini adalah pertengkaran yang kesekian kalinya yang aku dengar. 
“Ini hari terakhir saya di rumah ini !”, kalimat yang sungguh tak pantas aku dengar dari seorang ayah. Kalimat yang secara tak langsung mengatakan bahwa bapak akan pergi dari ibu.
Entah setan apa yang merasuki pikiranku, aku mengurungkan niatku untuk masuk rumah. Kubalikkan tubuhku melawan arah tujuan utama. Berjalan dan terus berjalan tanpa tujuan. Hanya itu yang aku lakukan. Dalam keadaan masih memakai pakaian putih abu-abu, aku susuri kota.
“Hai, kayaknya stres amat, muka ditekuk gitu”, kudengar suara tak ku kenal.
Seorang lelaki sebayaku menghampiriku. Lusuh, dengan celana pensil berantai di pinggangnya, kaos merah berpadu dengan rompi aneh penuh hiasan logam berwarna perak. Rambut  sebahu bercat merah dan tindik di telinga dan hidungnya memberikan kesan sangar. Tubuhku terasa gemetar tak menentu. Rasa takut menyeruak. 
“Hai, tak usah takut begitu lah...biasa aja...”, rupanya ketakutanku terlihat olehnya, meski berada dalam gelap malam.
“Heh, ini jam udah jam sebelas malem, ngapain masih kluyuran ? Pake seragam lagi...kabur loe ??”.
Masih dalam rasa takut aku menjawab pertanyaannya. Sepertinya dia tak ingin berbuat jahat.
“Kok tahu kalo aku kabur...?”.
Hanya sebuah senyuman yang kuterima. Tanpa basa- basi dia rangkul aku dan membawaku ke sebuah tempat.
“Kalo loe mau, loe bisa tinggal disini....Mereka semua temen-temen hidup gue...”
Sejak itulah aku tak lagi mengenal sekolah. Aku hidup dilingkungan orang- orang yang tadinya membuat aku takut. Aku pun mengubah penampilanku seperti mereka. Laki- laki yang menemukan aku adalah pimpinan semua preman di tempat itu. Seolah tak lagi aku mengenal adanya Tuhan dalam hidupku. Yang aku miliki sekarang hanya rasa persahabatan dan kenikmatan surga dunia.
Rokok, chivas, bahkan ganja dan sabu-sabu, kini senantiasa mengisi hari-hariku. Segala hal yang merugikan orang lain aku lakukan untuk mendapatkan uang. Sesekali kami adakan pesta miras. Aku raih chivas berjajar yang ada,  aku tenggak. Rasanya pahit, panas dan gatal di tenggorokan. Lalu kurasakan perlahan aku melayang tanpa beban. Hingga aku tak sadarkan diri. 
Keringnya tenggorokan, mualnya perut, dan muntah serta lemahnya tubuhku setiap pagi karena beberapa botol chivas tak membuat aku jera, justru aku semakin bergantung pada minuman itu.
Kadangkala kami rasakan kenikmatan tembakau Sampurna Mild yang telah berpadu dengan ganja. Kami hisap dan kami telan asap bakarannya, hingga kami melayang. Bahkan, bakaran tepung kristal dalam alumunium voil pun tak asing lagi bagi kami. Rasa dingin yang sangat kami alami setiap kali asap bong memasuki tubuh kami. Akan tetapi, rasa enjoy mengalahkan rasa dingin itu.
Tiga bulan aku tak menginjakkan kaki di rumahku, tapi tak ku ketahui satupun keluarga yang mencariku. Hal ini mendorongku untuk pulang, sekedar memastikan bagaimana keadaan rumahku kini. Sampai disebuah jalan menuju sekolah adikku, seseorang yang tak asing memanggilku.
“Kak Putra...!”
sesosok gadis berseragam putih biru berlari ke arahku dan memelukku. Sejenak kami terhanyut dalam tangis penyesalan.
“Kak...pulang kak...pulang sama Sani kak...Sani sendirian...”.
Aku terpaku tanpa kata, memandang gadis dengan tatapan rindu. Dia merengek memohon padaku untuk pulang.
“Kalo kak putra gak pulang aku ikutin terus sanpai kakak mau pulang”, Sani mengancam ditengah- tengah isaknya.
“Sani...,kamu udah gede...”, tanpa kata lain aku berjalan menuju tempat tinggalku. Dalam hati aku berharap Sani tak mengikutiku. Sesekali kutengok belakang, tak ada dia dibelakangku. Rasa tenang melingkupiku. Kuurungkan niat untuk pulang, karena aku telah melihat Sani dalam keadaan baik-baik saja. Dia adalah satu-satunya orang yang paling aku sayangi selama ini. Aku rindu kemanjaannya, aku rindu tawanya dan aku rindu kecohan mulutnya.
Seperti biasa aku isi malam ini dengan botol- botol pembunuh akal. Tiga botol ku tenggak. Tanpa kusadari ternyata Sani melihat semua yang kulakukan ini. Rupanya dia mengikutiku tanpa aku ketahui.
“Kak, itu gak boleh...sadar dong kak...kasihan ibu...kasihan bapak di alam sana...mereka sedih liat kakak kayak gini...”kata Sani disertai dengan air mata.
Meski dalam keadaan setengah sadar aku terkejut dengan kalimatnya. Kata “alam sana” membuat aku mendekati Sani dalam rasa penasaranku.
“Sani, alam sana ?”, kugoncangkan tubuh Sani, ku kerutkan dahi, ku tatap lekat matanya. 
“Bapak meninggal dalam kecelakaan waktu hendak pergi dari rumah....Satu bulan kemudian Ibu juga meninggal karena menyesali kepergian bapak dan mengharapkan kepulangan kakak, hingga sakit. Kami semua sudah berusaha mencari kakak untuk ibu, tapi tak pernah ada hasil”.
Seketika tubuhku lemas tak berdaya. Seribu penyesalan aku rasakan. Ingin rasanya aku bunuh diriku sendiri. Tanpa pikir panjang, ku ambil sebuah kunci motor milik Praja, pimpinan kami.
“Sani, ayo pulang”.
“Tapi kan kakak mabuk. Bahaya kak...”
“Kakak bilang, pulang...kakak bisa...”, aku bersikeras. Ingin rasanya aku segera sampai di rumah.
Dalam keadaan setengah mabuk kukemudikan motor itu. Hingga aku sadari aku telah berada di sebuah ranjang pesakitan. 
“Kamu sudah sadar nak..? , syukurlah...”.aku sangat mengenali suara itu.Bukan Sani, tapi itu suara Budhe, wanita yang selama ini tinggal bersama keluargaku. 
Pandanganku kosong. Tak ada yang kuingat, kecuali Sani. Ya, Sani, dimana dia ? Batinku bertanya-tanya, mataku mencari-cari. 
“Putra...,maafkan kami...kami terlambat menolong Sani...” Budhe menjelaskan tanpa aku minta. Tampaknya ia mengerti apa yang aku cari. Aku tatap sebuah kalender yang terpasang di dinding ruangan itu. 
“Sekarang tanggal berapa Budhe?”
“ Ya...,kamu koma selama satu bulan....”, dia tahu lagi apa yang aku maksud
“Sani mana ?”, kutanya lagi apa yang sebenarnya telah terjawab sebelumnya, tapi tak ku terima jawaban. Ah....lagi- lagi aku harus merasakan penyesalan ini. Dalam tangis aku ratapi semua kesalahan yang ku perbuat selama ini. Aku teriakkan nama Sani sambil meronta, mengamuk, tanpa mempedulikan selang infus di tanganku.
Tiga hari setelah itu dokter mengizinkanku pulang. Aku merasa tak ada gunanya lagi aku hidup. Aku hanya akan menjadi beban untuk orang-orang disekitarku. Kini aku hanya terduduk didepan sebuah televisi dengan tatapan kosong.
“Putra...,ini dari Sani. Dia menitipkan ini sebelum dia meninggal. Waktu itu dia sempat sadar. ”.
Budhe menyodorkan sebuah CD padaku. Aku langsung memutarnya. Kulihat sosok sani yang ceria berada diatas ranjang dengan kepala berbalut perban, dan selang oksigen melingkarinya. Dengan lemah seolah menahan sakit ia menyampaikan pesan untukku.
“Kak Putra...,aku kangen kakak...aku kangen bareng kakak....Kak.., Sani percaya kakak akan pulang. Sani percaya Kak Putra itu kakak yang paling hebat....Sani percaya kakak bisa buat bapak ibu bangga”.
Film yang sangat singkat tapi menyentuh. Setelah melihat film itu, aku bertekad untuk bangkit. Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat. Sesekali aku merasakan keinginan yang cukup besar untuk kembali bergelut dengan barang-barang haram itu lagi. Tapi aku tahan. Niat taubatku dapat mengalahkan ketergantunganku terhadap obat-obat terlarang. 
Aku memutuskan untuk tinggal di sebuah pesantren untuk melanjutkan kehidupanku kearah yang lebih baik. Aku manfaatkan harta warisan orang tuaku untuk mendirikan Rumah Seribu Malaikat untuk menampung anak- anak tunawisma tanpa orang tua dan aku buka sebuah agen pelayanan pariwisata. Ku pekerjakan orang- orang yang membutuhkan pekerjaan. Meskipun tidak banyak orang yang bisa kubantu, tapi, setidaknya aku sudah berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. 
Aku sadari, inilah kehidupan. Kadang berada dalam kebahagiaan, tapi kadang jatuh dalam penderitaan. Mungkin ini adalah takdirku. Segala sesuatu ada hikmahnya. God works in a mysterious way. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Kita sebagai hambaNya hanya wajib untuk mensyukurinya. Menghadapi jalannya kehidupan, hingga ajal menjemput.


The example of comparisson and contrast essay

This is the example of comparisson and contrast essay:

WHO HAS MORE DEEPLY LOVE, MAN or WOMAN?

Man or woman has some dept love when they love each other. They will keep each other. They will make effort to make her/ his duo happy. They will carry on bittersweet of life together. But many people said that woman has more deeply love than man. There are some differences that make this assumption come.

The first, a man has character that always relies on logic. He isn’t totally using his feeling. He will not show his love, when he love a woman. Usually, a woman must give some positive signal to man so the man will express his love.

On the other hand, when a man loves a woman, he doesn’t get responses from the woman yet. He will make every effort. Moreover, he will do anything to get her. However when he has gotten her, he will have usual attitude to his girlfriend.

The second, a woman always relies on feeling. Her feeling that is down make her looked has more deeply love to man. She will give more attention to her boyfriend. She will always thinking about him, and often think that there is a different thing in their relationship. A woman more often think that a little thing that is unusual as a problem, because a woman has more sensitivity than a man.

Those make the most of people said that a woman has more deeply love than a man.

Be Your Self

BE YOUR SELF
            BE YOUR SELF.What is it ?. Mungkin kata – kata tersebut tidak terasa asing lagi bagi Pembaca. Seringkali para motivator melontarkan kata- kata itu. Ya, ‘Be your self’ kata yang sangat mudah untuk ditulis dan diucapkan, tetapi sangat sulit untuk diterapkan. Kata- kata yang sering kali hanya kita jadikan sebagai angin lalu belaka.
            “Ah…,mereka hanya bisa bicara…”
“Tapi…mereka bilang aku…”
Kalimat inilah yang seringkali menjadi virus dalam benak kita. Virus yang mampu membuat kita sulit menghargai diri sendiri.Virus yang sering kali membuat kita lupa akan nilai diri kita.Ibnu Qayyim berkata :“Jika Anda mengetahui nilai Anda niscaya Anda tidak akan terpengaruh oleh ucapan orang lain”         
Melakukan apa yang kamu inginkan ,mencapai tujuan yang ingin kamu capai dan bukan apa yang diinginkan orang lain adalah arti be your self. Manusia diciptakan dengan keunikan masing-masing.Oleh karena itu ,menerima kekurangan dan kelebihan diri kita sendiri  adalah suatu cara untuk menghargai diri sendiri.Abaikan opini orang lain tentang kamu .selalu katakan pada dirimu bahwa kamulah yang terbaik, kamu adalah kamu dan hanya dirimu yang akan menjalani semua ini .Jangan pernah menjadi seseorang hanya karena orang lain menginginkanmu seperti keinginan mereka.You are what do you do, and what you do is what will make you happy. So, HAVE FUN WITH IT and BE CONFIDENT !.
            “Tapi aku tidak bisa…”
            Sungguh kata-kata yang menunjukkan sebuah keputusasaan seseorang. Apa yang kita pikirkan adalah apa yang akan terjadi pada diri kita.Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits qudsi dari Abu Hurairah :
“Aku (Allah) menuruti prasangka hambaku terhadapku. Maka silahkan untuk berprasangka sesuai apa yang dikehendaki”
“Aku (Allah menuruti prasangka hamba terhadap-Ku, jika ia berprasangka baik terhadapku maka baginya kebaikan.Maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan”.
Maka dari itu, jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak bisa.Kegagalan yang kita alami bukan berarti karena kita tidak bisa.Kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda.Pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup kita.Oleh karena itu, jadikanlah sebuah kegagalan tersebut sebagai bahan untuk memperbaiki kesalahan .
Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang- ulang karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan kebiasaan” (Aristole)
Ketika kita mau mencoba kembali suatu perbuatan untuk memperbaiki kesalahan dengan tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik, itu adalah sebuah tahap menuju kesuksesan. BRAVE TO TRY, BRAVE TO CAN !.
“Aku tidak berguna…,aku tidak bisa seperti dia…”
            IDOLA. Tidak dapat dipungkiri bahwa sosok seorang idola   sering membuat diri kita lupa siapa diri kita sebenarnya. Realita yang Penulis temui di era globalisasi ini sudah cukup membuktikan , betapa besarnya pengaruh yang diberikan oleh sang IDOLA kepada penggemarnya.Tidak jarang ketika seseorang memiliki idola, dia mengikuti segala sesuatu yang ada dalam diri sang idola tersebut. Mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, bahkan sikap hingga cara berpikir.Ketika pengaruh itu sudah memasuki kehidupan seseorang, maka semakin sulit bagi orang itu untuk menjadi dirinya sendiri, karena kamu akan selalu ingin menjadi dirinya, bukan menjadi dirimu dengan keunikanmu.
Namun demikian, bukan berarti seseorang tidak boleh memiliki idola. Justru idola sangatlah penting untuk dimiliki setiap orang. Bukan untuk menarik kita agar menjadi dirinya, tetapi menarik kita agar menjadi seseorang yang diidolakan oleh orang lain.
“Ah…, aku tidak bisa apa-apa…”
Setiap orang memiliki POTENSI. Untuk menjadi diri sendiri, seseorang harus mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya tanpa harus mengubah keunikan yang dimilikinya.Tidak ada  orang yang tau seberapa besar pencapaian potensi kita, karena tidak ada pencapaian puncak dunia .Sesukses apapun seseorang, dia masih bisa mengembangkan kesuksesannya. Maka jangan pernah merasa puas terhadap sebuah KESUKSESAN.

Menjadi diri sendiri itu egois.
“it is my life and it is my way”.
Sebuah kalimat yang seringkali mendapatkan tanggapan negative dari banyak orang.Kalimat yang membuat orang melontarkan kata ‘EGOIS’ pada kita.Egois berarti hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau menerima opini apapun, tidak ingin menuruti keinginan orang lain dalam bentuk apapun.Mayoritas orang memiliki asumsi negative pada kata ‘Egois’ , tetapi seharusnya tidak untuk hal ini. Untuk menjadi diri sendiri  sedikit rasa egois sangat diperlukan.Dalam hal ini kita memikirkan diri kita untuk menjadi diri kita yang dikenal sebagai diri kita, bukan orang lain.Mengabaikan opini orang lain tentang diri kita bukan berarti tidak mau menerima opini dari siapapun.Yang dimaksud ‘opini tentangmu’ yang telah tertulis dibagian awal tadi adalah opini- opini buruk yang dapat mematahkan kepercayaan diri seseorang, sehingga menimbulkan rasa minder ,takut, dll.Dan perlu diingat bahwa menjadi diri sendiri bukan berarti menghilangkan segala pengaruh luar tetapi menjadi seseorang yang punya pendirian.
            “WHY….????”
            Mengapa kita harus menjadi diri sendiri ?.jawabannya adalah, dengan menjadi diri sendiri, berarti meminimalisir ketergantungan seseorang pada orang lain dan memunculkan potensi diri untuk bisa menjalani hidup ,berbuat dan berkarya ,sebagaimana pepatah arab, “Pemuda sejati bukanlah yang membanggakan ayahnya atau nenek moyangnya .Pemuda sejati adalah yang mampu menyatakan ‘IT IS ME…’”.(Syamsyuri 12.wordpress.com)
            So, tidak ada salahnya bila kamu mencoba mulai menjadi diri sendiri.
“Find your self, and define your self on your terms”
“Find your self, know your self and than be your self”

“Know your self, love your self ,be your self and PROUD of it”

Asa Sang Bidadari

ASA SANG BIDADARI
Sungguh beruntung orang- orang yang memiliki mereka. Dua bidadari cantik penuh asa. Pejuang kehidupan sepanjang masa. Nayla dan Shira, dua bersaudara. Mereka berjuang demi masa depan. Berkorban demi memerangi kebodohan dan meraih kesuksesan.
            Kisah Nayla berawal sejak  dia lulus SMP. Mereka berasal dari keluarga tak punya, tetapi semangat mereka membara. Orang tua mereka tidak sanggup membiayai sekolah mereka berdua. Waktu itu, Shira lulus SD dan harus masuk SMP. Jadi salah satu dari mereka harus mengalah untuk berhenti sekolah.
            Kelabilan seorang remaja adalah hal yang wajar. Sebagaimana apa yang terjadi pada Nayla. Nayla bersikeras ingin masuk sekolah kejuruan tata busana yang memakan biaya yang tak sedikit. Karena merasa keberatan, orang tuanya tidak mengijinkannya.  Nayla tidak terima dengan keputusan itu. Seiring dengan berjalannya waktu, Nayla mulai berpikir dewasa. Akhirnya dia rela untuk sementara berhenti sekolah dan merelakan adiknya sekolah.
            Kebingungan melanda Nayla diantara kejenuhan tak berguna. Pikirannya terus berputar. Berpikir tentang apa yang hendak ia lakukan jika dia tak lagi seorang siswa. Ingin rasanya ia bekerja, tapi sebersit pikiranpun tak terlintas di otaknya. Apa yang hendak ia andalkan. seorang siswa lulusan SMP yang belum cukup umur, dan tak punya ketrampilan sama sekali.
            Suatu pagi yang cerah, Nayla pergi mencari informasi, barangkali ada pekerjaan yang dapat ia lakukan. Ia rela bekerja apa saja. Apa lagi sungguh besar harapannya untuk bisa melanjutkan sekolah lagi tahun depan. Dia bertanya dari rumah ke rumah, barangkali ada yang membutuhkan tenaganya. Akhirnya, seorang ibu berbaik hati memberinya pekerjaan. Meskipun pekerjaan itu kasar, tapi Nayla tak peduli. Nayla bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
            Pagi berangkat kerja dan sore hari pulang ke rumah. Hari- harinya diisi dengan pekerjaan- pekerjaan rumah majikannya. Satu bulan bekerja, waktu gajian pun tiba. Sore itu dia di panggil oleh majikannya.
“Nay….ini gaji pertama kamu. Pekerjaan kamu bagus…”,majikannya menyodorkan amplop pada Nayla.
“Bu, bolehkah saya minta tolong ?”, kata Nayla seolah tak peduli dengan sodoran amplop di depannya.
“Tentu… kalau ibu bisa, kenapa tidak ?”
“Tolong Ibu simpankan uang gaji saya untuk sementara. Ibu berikan gaji itu nanti saja jika saya butuh”
“Kamu serius ?”
Nayla hanya mengangguk diam kemudian berpamitan pulang.
            Bulan demi bulan berlalu. Tahun ajaran baru hendak dimulai. Nayla memutuskan untuk meminta gajinya selama ini. Dia berniat untuk menggunakan uang gaji itu untuk mendaftar sekolah lagi. Meski waktu yang satu tahun telah berlalu tanpa status sebagai siswa, tapi semangatnya melebihi semangat seorang siswa.
Pagi itu, dia meminta gaji, sekalian hendak berpamitan.
“Bu…,terima kasih atas segala sesuatu yang telah ibu berikan pada Nay. Nay gak tau harus membalas dengan apa. Nay gak kan lupa dengan semua yang Nay dapatkan disini. Hari ini Nay ingin pamit. Nay besok harus daftar SMA. Nay pengen sekolah lagi. Jadi Nay gak bisa bekerja di sini lagi…mohon do’a restunya…”
Kalimat Nay sungguh membuat majikan Nay terkejut.
“Kamu mau keluar? kamu yakin?. Kamu bisa kerja sepulang sekolah jika mau…”,dengan nada balas seolah tak rela.
“Tidak bisa bu…Mungkin saya akan masuk panti asuhan aja. Saya dapat info bahwa saya bisa sekolah dengan separo biaya jika saya di panti. Setidaknya, agak meringankan beban orang tua”
Lama berada dalam keheningan. Majikan Nay diam seolah memikirkan sesuatu. Keheningan itu terpecah ketika Nay memutuskan untuk pulang.
@@@
Adzan maghrib berkumandang, suara jangkrik bersahutan. Matahari terbenam berganti dengan sinar sang rembulan ditemani bintang- bintang. Sorotan sinar rembulan menerangi sebuah rumah reot mungil milik Nayla. Terlihat seorang wanita dan seorang lelaki paruh baya berdiri  mengetuk pintu rumah Nayla.
Mereka hendak bertamu. Mereka adalah majikan Nayla selama ini. Setelah di persilakan masuk, di ruang tamu rumah itu, mereka bersama Nayla dan orang tuanya seperti membicarakan sesuatu yang serius. Memang serius mungkin. Hal yang paling mengejutkan adalah ketika majikan Nayla bilang,
“Kami tidak punya anak, dan kami terlanjur cocok dengan Nayla. Jika Bapak dan ibu mengijinkan, kami ingin membantu Nayla. Kami ingin membiayai sekolah Nayla hingga lulus. Tapi ijinkan juga Nayla tinggal bersama kami”.
Kontan saja semua terdiam. Terutama Nayla. Perasaannya campur aduk. Dia bingung tentang apa keputusan yang harus dia ambil.
Butuh waktu dua hari bagi Nayla untuk memantapkan hatinya. Akhirnya dia memutuskan untuk tinggal bersama majikannya. Keinginan Nayla untuk sekolah di sekolah tata busana pun terpenuhi. Dengan sungguh-sungguh dia memanfaatkan waktunya. Bakatnya sungguh luar biasa.
Tiga tahun berlalu, dia lulus dengan nilai memuaskan. Bahkan dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya di luar kota selama satu tahun. Karya- karyanya mendapatkan penghargaan dari lembaga. Pialanya pun selalu bermunculan.
@@@
Shira pun tak kalah semangatnya dengan Nayla. Kebetulan nasib Shira hampir sama dengan kakaknya. Shira dan Nayla masih punya satu adik laki-laki. Di saat Shira lulus dari SMA, adiknya harus masuk SMA sementara Shira sangat ingin melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah. Tapi, lagi- lagi orang tuanya tidak mampu membiayainya karena mereka juga harus membiyaai adiknya.
Tak jauh beda dengan Nayla. Bahkan ini lebih parah. Emosi Shira karena tak diijinkan kuliah memaksa Shira untuk marah. Tapi, kemarahannya mendewasakan pikirannya. Shira melampiaskan kemarahannya dengan melamar kerja di sebuah perusahaan garment. Pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik dan batin. Tapi dia tak peduli. Yang dia inginkan hanya membuktikan bahwa dia akan jadi sarjana suatu saat nanti, tanpa bantuan orang tua sekalipun.
Satu setengah tahun waktu dia habiskan untuk bekerja. Datang masa pendaftaran mahasiswa baru. Sekian banyak uang yang diterima tiap bulan bagi seorang remaja, tidak dapat mematahkan niatnya untuk tetap meninggalkan pekerjaan itu dan melanjutkan pendidikannya. Semangatnya terlalu besar. Dia sama sekali tidak berpikir darimana biaya kuliah selanjutnya setelah dia keluar dari pekerjaan itu.
Dengan modal niat dan nekat, dia habiskan satu semester waktunya di bangku kuliah, tanpa minta biaya dari orang tuanya. Dia masih menggunakan uang tabungannya. Tapi, memasuki semester dua, tabungannya menipis. Karena itu, dia mencoba untuk mencari pekerjaan sampingan di luar jam kuliah.
Sebuah rumah makan kecil menerimanya untuk bekerja. Dia juga mendapat tawaran menjadi guru privat. Jadi, setiap pagi dia kuliah, sorenya dia menjadi seorang pendidik dan malamnya dia bekerja di rumah makan. Hari- harinya dipenuhi dengan kesibukan- kesibukan tiga dunia, demi masa depan. Hingga 3,5 tahun berlalu dan dia berhasil menjadi seorang sarjana dengan nilai terbaik.
@@@
Kini kesuksesan berpihak pada mereka. Nayla telah menjadi designer muda berbakat yang terkenal. Dia juga punya butik terbesar di kotanya. Sementara Shira telah menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa bagi anak didiknya.
Dengan kerjasama dan kekompakan, mereka wujudkan impian masa kecil mereka. Kini mereka mendirikan sebuah panti asuhan dan sekolah gratis untuk menampung anak-anak tuna wisma. Mendirikan rumah seribu malaikat. Rumah tempat malaikat- malaikat kecil tumbuh menjadi para penolong, menjadi genersi bangsa yang penuh cita-cita dan asa.

            Keindahan masa tua berpihak pada dua bidadari penuh asa itu. Kini kalimat “semua akan indah pada waktunya”, telah menjadi sebuah fakta.