Pasti
kalian tau donk, apa itu mamalia. Mamalia adalah hewan yang menyusui anaknya
dan berkembang biak dengan cara melahirkan. Kalau mamalia seperti sapi,
kambing, kucing dan sebagainya, memang sudah sering kita jumpai. Tapi yang ini,
beda, dan unik. Mamalia yang bisa terbang dan selalu menyukai kegelapan. Yupz,
kelelawar adalah salah satu mamalia terbang yang unik. Kelelawar sangat jarang
di temui di siang hari, karena memang hewan ini hidup dalam kegelapan. Entah lah,
mungkin mereka insomnia atau emang doyan begadang kalee ya…hehe. Nah, sekarang
yang jadi pertanyaan, kok kelelawar bisa terbang dalam kegelapan ya??? Apa
karena penglihatannya yang sangat tajam??
Yupz,
mata kelelawar memang sangat tajam, tetapi jika tanpa cahaya sama sekali,
setajam apapun penglihatannya, mata itu tidak akan berfungsi. Kan kita bisa
melihat benda karena benda itu memantulkan cahaya ke mata kita. Nah, terus, apa
donk yang bisa membimbing kelelawar untuk beraktivitas dalam keadaan gelap
gulita?
Dalam
hal ini, si mamalia terbang menggunakan indra yang lain untuk memandu
terbangnya atau mencari mangsa. Kelelawar memiliki kemampuan untuk mengeluarkan
sonar ultrasonic, yaitu suara berfrekuensi tinggi yang tidak dapat dikenali
oleh manusia. Indra pendengaran manusia hanya hanya mampu mengenali bunyi
audiosonik yang memiliki frekuensi antara 20 Hz- 20.000 Hz. Jadi, manusia tidak
mampu mendengar bunyi dengan frekuensi kurang dari 20 Hz (Infrasonik) ataupun
lebih dari 20.000 Hz (ultrasonik). Dengan demikian, bunyi ultrasonic yang
dikeluarkan oleh kelelawar tidak mampu didengar oleh manusia.
Bunyi
ultrasonic yang dikeluarkan oleh kelelawar tersebut mengenai benda di sekitar
kelelawar, kemudian benda akan memantulkan bunyi itu kembali kepada kelelawar.
Daun telinga kelelawar yang lebar menangkap pantulan suara tersebut, sehingga
kelelawar mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya. Cara kerja ini hamper
sama dengan radar pesawat terbang yang mengenali adanya pesawat musuh. Kemampuan
kelelawar mengetahui lingkungan sekitarnya dengan menggunakan sistem sonar ini
dikenal dengan istilah ekolokasi.
Selain
itu, ada yang unik lagi dari si mamalia terbang ini. Si makhluk yang suka
kegelapan ini tidur pada siang hari dengan cara menggantung dan posisi badan
terbalik, yaitu kepala berada di bawah, sayapnya dilipat dan kakinya dikaitkan
pada tempat bergantungnya, sehingga kelelawar tidak jatuh. Kok gitu ya???
Kelelawar
memilih tidur dengan posisi terbalik untuk mempermudah hewan tersebut dalam
memulai penerbangan. Posisi ini merupakan posisi terbaik bagi kelelawar untuk
lepas landas, karena mereka tidak memiliki cukup tenaga untuk melakukan lepas
landas langsung dari tanah ke udara. Kaki kelelawar juga tidak berkembang
sehingga mereka tidak bisa berlari selayaknya burung yang hendak terbang
langsung dari tanah.
Selanjutnya,
posisi menggantung kelelawar pada saat tidur bertujuan untuk menghindari
pemangsa. Dengan cara bergelantung, diharapkan mereka dapat terhindar dari para
predator yang biasanya berupa burung pemakan daging. Hebatnya lagi, mamalia
terbang ini memiliki adaptasi fisiologis yang unik yang memungkinkan mereka
bergelantungan dalam posisi terbalik tanpa mengeluarkan energy sedikitpun. Kelelawar
matipun akan tetap bertengger bergelantungan di tempatnya dan tidak jatuh
sampai ada kelelawar lain yang menabraknya. Hal ini dikarenakan cakar kelelawar
saat bertengger menggenggam permukaan yang dapat digenggam oleh cakarnya. Berat
tubuh bagian atas akan menarik tendon yang terhubung dengan cakar ke bawah, dan
menyebabkan cakar mengepal dan menggenggam tempatnya
bertengger. Akibatnya, kelelawar tidak perlu melakukan apa pun lagi untuk
menggantung terbalik. Ia hanya perlu mengerahkan energi untuk melepaskan
cengkeramannya, dengan meregangkan otot-otot untuk menarik cakar terbuka.