Selamat Datang Di Blognya Ozy Shira

Senin, 15 Juni 2015

"IMAGINE"- Song Review


Imagine there's no heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today...

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace...

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one

Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world...

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one

Sebuah imaginasi dari pelantun lagu “IMAGINE”, John Lennon menggambarkan tentang betapa parahnya dunia ini. Dunia yang kini penuh dengan pertikaian dan ketamakan. John Lennon membayangkan bahwa seandainya tidak ada surga ataupun neraka, tidak ada Negara-negara, tidak ada yang membunuh dan dibunuh, tidak ada agama. Seandainya semua orang hidup dalam kedamaian, tidak ada ketamakan ataupun kelaparan, semua orang bersaudara dan berbagi di dunia, mungkin dunia terasa indah.
Dalam lagu tersebut, John Lennon mengatakan bahwa mungkin semua orang akan mengatakan bahwa dia adalah sang pemimpi. Maksudnya, semua bayangan tersebut serasa memang mustahil terjadi. Namun demikian, dia pertegas ketidak peduliannya terhadap kata “mustahil”, karena bukan hanya dia yang berharap dunia menjadi demikian. Dia hanya menyampaikan harapan dan kerinduan semua orang di dunia terhadap perdamaian, kerukunan dan kesejahteraan dalam kehidupan .

Melalui lagu ini, John Lennon mengungkapkan keinginan semua orang akan ketiadaa “Cultural Conflict”, dimana semuanya bersatu dan tidak ada Cross Cultural Misundertanding. Semuanya adalah satu dan akan ,menyatu dengan kesamaan.

"FREE YOUR MIND"- Song Review


Prejudice, wrote a song about it.
Like to hear it? Here it go.

I wear tight clothing, high heeled shoes
It doesn't mean that I'm a prostitute, no no
I like rap music, wear hip hop clothes
That doesn't mean that I'm out sellin' dope no no
Oh my forgive me for having straight hair, no
It doesn't mean there's another blood in my heir yeah yeah
I might date another race or color
It doesn't mean I don't like my strong black brothers.

Why oh why must it be this way
Before you can read me you gotta learn how to see me, I said
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow.
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow

So I'm a sistah
Buy things with cash
That really doesn't mean that all my credit's bad, oooh
So why dispute me and waste my time
Because you really think the price is high for me
I can't look without being watched, and oh
You rang my buy before I made up my mind, OW!
Oh now attitude, why even bother
I can't change your mind, you can't change my color

Why oh why must it be this way?
Before you can read me you gotta learn how to see me, I said
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow…

Why oh why must it be this way?
Before you can read me you gotta learn how to see me, I said
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow... FREE YOUR MIND!


“Free Your Mind” yang di nyanyikan oleh En Vogue merupakan lagu yang menggambarkan betapa sibuknya orang mengomentari orang lain. Betapa mudahnya orang berprasangka buruk pada orang lain. Sering kali, orang menganggap bahwa seorang wanita adalah Pekerja Seks Komersial (PSK) ketika dia memakai pakaian ketat dan sepatu high heel, atau beranggapan bahwa orang yang meyukai music keras dan pakaian hip hop adalah para pengedar narkoba, dan sebagainya. Banyak orang menilai orang lain hanya melalui penampilan luar dan perilakunya, tanpa berusaha mengenal lebih dalam orang  tersebut.
Melalui lagu ini, En Vague mencoba menyampaikan pesan kepada para pendengar untuk membebaskan pikirannya dari segala prasangka buruk untuk orang lain. Apalagi ketika kita belum mengetahui secara mendalam tentang orang tersebut. Dia mengajak para pendengarnya untuk tidak berfikir dangkal dan mempertimbangkan semua pemikirannya sebelum menghukumi orang lain dengan prasangkanya.
Dalam Non-Verbal Communication, disebutkan bahwa Clothing and Other Artifacts merupakan salah satu symbol yang dapat menggambarkan identitas seseorang. Pakaian seseorang dapat menggambarkan usia, jenis kelamin, status, kelas sosial, peran, kepribadian dan hubungan dengan lawan jenis. Sementara itu, artifacts seperti perhiasan, gaya rambut, kosmetik, dan sebagainya juga demikian. Hal inilah yang kemudian menimbulkan prejudice bagi orang lain.

Selain hal-hal diatas, En Vague juga menerangkan bahwa kadang ketika seseorang memiliki ciri yang berbeda dari orang tuanya berarti dia memiliki asal keturunan yang kurang jelas, ketika dia belanja dengan uang cash berarti ekonominya rendah. Padahal, prasangka-prasangka tersebut belum tentu benar. Namun budayalah yang membuat prasangka itu muncul. Dengan demikian, untuk mengurangi prejudice, juga diperlukan pemahaman mengenai budaya yang berlaku di masyarakat tempat kita tinggal, sehingga seseorang mampu living in the cross cultural environment.

“IF I WERE A BOY”- Song Review

 “IF I WERE A BOY”

[Verse]
If I were a boy
Even just for a day
I’d roll outta bed in the morning
And throw on what I wanted and go
Drink beer with the guys
And chase after girls
I’d kick it with who I wanted
And I’d never get confronted for it.
'Cause they’d stick up for me.

[Chorus]
If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I’d be a better man.
I’d listen to her
'Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted
'Cause he’s taken you for granted
And everything you had got destroyed

[Verse]
If I were a boy
I would turn off my phone
Tell everyone it’s broken
So they’d think that I was sleepin’ alone
I’d put myself first
And make the rules as I go
'Cause I know that she’d be faithful
Waitin’ for me to come home (to come home)

[Chorus]
If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I’d be a better man.
I’d listen to her
'Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted (wanted)
'Cause he’s taken you for granted (granted)
And everything you had got destroyed

[Bridge]
It’s a little too late for you to come back
Say it's just a mistake
Think I’d forgive you like that
If you thought I would wait for you
You thought wrong

[Chorus 2]
But you’re just a boy
You don’t understand
Yeah, you don’t understand, oh
How it feels to love a girl someday
You wish you were a better man
You don’t listen to her
You don’t care how it hurts
Until you lose the one you wanted
'Cause you’ve taken her for granted
And everything you had got destroyed

But you’re just a boy

Lantunan lagu Beyonce yang berjudul “If I Were A Boy” ini menceritakan tentang perbedaan sifat antara pria dan wanita. Melalui lagunya, Beyonce menggambarkan tentang kebiasaan buruk yang sering kali dilakuakan oleh seorang pria. Pria dalam lagu tersebut digambarkan sebagai orang yang keras kepala, egois, seolah tidak mempunyai perasaan. Dia akan bisa melampiaskan amarah setiap saat tanpa sebab, membuang segala sesuatu yang ingin dibuang dan bebas memukul siapapun yang ingin dia pukul, tanpa menerima perlawanan. Dia pergi meninggalkan rumah untuk minum bir dan berburu gadis. Sementara kekasihnya menunggu di rumah.
Keegoisan seorang pria dalam lagu tersebut semakin dipertegas dengan keterangan bahwa pria selalu menganggap remeh wanita. Dia selalu berfikir bahwa wanita adalah pemaaf, wanita adalah makhluk yang setia, sehingga dia akan berfikir untuk terus berbuat kesalahan, tanpa memikirkan bagaimana perasaan seorang kekasih wanita. Sang penyanyi mengungkapkan bahwa pria tidak pernah mengerti dan tidak pernah mau mengerti apa yang dirasakan oleh wanita. Yang mereka tahu, mereka hanya ingin berbuat sebebas mungkin.
Namun demikian, di akhir liriknya, Beyonce mengungkapkan bahwa mereka (pria) suatu saat akan mengalami penyesalan, setelah dia kehilangan orang yang dicintainya karena kesalahannya sendiri (kebiasaan buruk). Pada saat itulah, seorang pria tidak lagi mampu berbuat apapun untuk mengembalikan semuanya seperti semula, karena semua telah hancur oleh perilaku dan sifat-sifatnya. Nilai moral yang dapat diambil dalam lagu tersebut adalah tentang sebuah peringatan untuk manusia agar menjaga apa yang telah dimilikinya dan senantiasa bersyukur.
Beyonce, dalam lagunya menggambarkan bahwa dia menyamaratakan sifat semua laki-laki sebagaimana yang ia katakan dalam liriknya. Hal ini dapat disebut sebagai Stereotype.
Berkaitan dengan Cross Cultural Understanding (CCU), lirik lagu tersebut menggambarkan tentang “Cultural Conflict” yang muncul diantara sepasang kekasih. Konflik tersebut muncul karena adanya perbedaan karakteristik antar masing-masing individu. Untuk menyelesaikan konflik tersebut, diperlukan pembelajaran untuk memahami karakteristik/ budaya orang lain.

Selain itu, judul “If I Were A Boy”, mengisyaratkan kepada pembaca lirik untuk mengolah kalimat tersebut agar dapat diperoleh makna yang sebenarnya tanpa harus mengetahui keseluruhan liriknya. “If I Were A Boy”, menunjukkan bahwa penyanyi adalah seorang wanita. Hal tersebut ditunjukkan dengan “If” sebagai ungkapan pengandaian. Dalam CCU, proses pengolahan tersebut termasuk dalam “The Encoding- Decoding Paradigm”.